Pengertian Mad dalam Tajwid
Mad menurut bahasa adalah المطّ والزّيادة yang artinya memanjangkan dan menambah. Sedangkan menurut istilah mad adalah اطالة الصّوت بحرف من حرف المدّ yang artinya memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf mad (asli).
Huruf mad seperti yang dimaksudkan dalam definisi di atas itu ada tiga yakni Alif ( أ ), wawu ( و ), ya' ( ي ), ketiganya merupakan huruf-huruf dasar mad.
Mengapa harus memanjangkan bunyi huruf hijaiyah itu karena adanya pertemuan antara huruf hijaiyah yang berharakat fathah bertemu dengan Alif mati.
Huruf hijaiyah yang berharakat dhammah bertemu dengan wawu mati dan huruf hijaiyah yang berharakat kasrah bertemu huruf ya' mati.
Pembagian Mad
Secara garis besar bacaan mad dibagi dua yaitu
1. Mad Thabi'i (Mad asli)
Mad Thabi'i adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa, atau sering disebut mad pokok (mad asli).
Cara membacanya yaitu dipanjangkan satu alif (2 hrakat). Disebut mad Thabi'i apabila terdapat hal-hal berikut:
Jika ada ا jatuh sesudah harakat fathah. Contoh : سا, ما, نا, وا, حا
Jika ada و jatuh sesudah harakat dhammah. Contoh : سو, مو, نو, وو, حو
Jika ada ي jatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : سي, مي, ني, وي, حي
2. Mad Far'i (Cabang/Turunan)
Mad Far'i adalah semua mad selain mad Thabi'i, karena bersumber dari mad Thabi'i maka disebut mad Far'i yang mempunyai arti mad cabang/turunan.
Adapun mad far'i ini ada 14 macam yaitu sebagai berikut:
1. Mad Thabi’i ( مَدْ طَبِيعِي )
Apabila ada alif ( ا ) terletak sesudah fathah atau ya’ sukun ( ي ) sesudah kasrah ( ―ِ ) atau wau ( و ) sesudah dhammah ( ―ُ ) maka dihukumi mad thabi’i . Mad artinya panjang , thabi’i artinya : biasa.
Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau disebut satu alif contoh :
كتَا بٌ - يَقُوْلُ - سمِيْعٌ
2. Mad Wajib Muttashil ( مَدْوَاجِبْ مُتَّصِلْ )
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) didalam satu kalimat atau kata. Cara membacanya wajib panjang sepanjang 5 harakat atau dua setengah kali mad thabi’i ( dua setengah alif ).
Contoh :
سَوَآءٌ - جَآءَ - جِيْءَ
3. Mad Jaiz Munfashil ( مَدْجَائِزمُنْفَصِلْ)
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) tetapi hamzah itu dilain kalimat . Jaiz artinya : boleh. Munfashil artinya terpisah .
Cara membacanya boleh seperti mad wajib muttashil, dan boleh seperti mad thobi’i saja .
Contoh :
وَﻻَأنْتُمْ بِمَا أُنْزِلَ
4. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( مَدْﻻَزِمْ مُثَقَّلْ كِلْمِي )
Apabila ada mad thabi’i bertemu dengan tasydid di dalam satu perkataan, maka cara membacanya harus panjang selama 3 kali Mad Thabi’i atau 6 harakat.
Contoh :
وَﻻَالضَّآلِّينَ اَلصّاخَةُ
5. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( مَدْﻻَزِمْ مُخَفَّف كِلْمِي )
Apabila ada mad thobi’I bertemu dengan huruf mati (sukun), maka cara membacanya sepanjang 6 harakat .
Contoh:
آﻻَن
6. Mad Layyin ( مَدْ لَين )
Apabila ada wau sukun ( و ) atau ya’ sukun ( ي ) sedang huruf sebelumnya yaitu berharakat fathah, maka cara membacanya sekedar lunak dan lemas.
Contoh :
رَيْبٌ خَوْفٌ
7. Mad ‘Aridl Lissukun ( مَدْ عارِضْ لِلسُّكوُنِ )
Apabila ada waqaf atau tempat pemberhentian membaca sedang sebelum waqaf itu ada Mad Thobi’i atau Mad Lein, maka cara membacanya ada 3 macam
- Yang lebih utama dibaca panjang seperti mad wajib muttashil ( 6 harakat )
- Yang pertengahan dibaca empat harakat ya’ni du kali mad thobi’i.
- Yang pendek ya’ni boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i biasa .
Contoh :
بَصِيْرٌ خَالِدُوْنَ والنَّاسِ سَمِيْعٌ
8. Mad Shilah Qashirah ( مَدْ صِلَة قَصِيْرَة )
Apabila ada haa dhamir ( ﻪ ) sedang sebelum haa tadi ada huruf hidup (berharakat), maka cara membacanya harus panjang seperti mad thobi’i.
Contoh :
اِنَّهُ كَانَ ﻻَشَرِيْك لَهُ
9. Mad Shilah Thawilah ( مَدْ صِلَة طَََوِيْلَة )
Apabila ada Mad Qashirah bertemu dengan hamzah ( ء ), maka membacanya seperti Mad Jaiz Munfashil.
Contoh :
عِنْدَهُ اِﻻَّبِاذْنِه لَهُ اَخْلَدَهُ
10. Mad ‘ Iwadl ( مَدْ عِوَض )
Apabila ada fathatain yang jatuh pada waqaf (pemberhentian) pada akhir kalimat, maka cara membacanya seperti mad thobi’i.
Contoh :
سَميْعًا بَصيْرًا عَلِِيْمًا حَكِيمًا
11. Mad Badal ( مَدْ بَدَلْ )
Yaitu apabila ada hamzah bertemu dengan Mad , maka cara bacanya seperti Mad Thobi’i.
Contoh :
آدَمَ إيْماَنٌ
Badal artinya ganti. Karena yang sebenarnya huruf mad yang ada tadi asalnya hamzah yang jatuh sukun kemudian diganti menjadi ya atau alif atau wau .
آدَمَ asalnya أَأْدَمَ
ٳِِيْمَان asalnya ٳِِئْمَانٌ
12. Mad Lazim Harfi Musyabba’ ( مَدْ لازِمْ حَرْفِ مُشَبَّع )
Yaitu apabila pada permulaan surat dari Al-Qur’an terdapat salah satu atau lebih Dari antara huruf yang delapan, yakni:
ن - ق – ص – ع – س – ل – ك – م , cara membacanya seperti Mad Lazim yaitu 6 harakat .
Contoh :
وَالقلَم آلم ن يس
13. Mad Lazim Harfi Mukhaffaf ( مَدْ لازِم حَرفِ مُخَفَّف )
Yaitu apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang lima yakni :
ح – ي – ط - ﻫ - ر
Cara bacanya seperti mad thobi’i Contoh:
حم الم
14. Mad Tamkien ( مَدْ تَمْكِيْن )
Apabila ada ya’ sukun ( يْ ) yang didahului dengan ya’ yang bertasydid dan harakatnya kasra, dan cara membacanya ditepatkan dengan
Contoh :
النَبِيّيْنَ حُييِّيْتُمْ
15. Mad Farq ( مَدْ فَرْق )
Yaitu bertemunya dua hamzah yang satu hamzah istifham dan yang kedua hamzah washol pada lam alif ma’rifat, cara membacanya sepanjang 6 harakat .
Contoh :
قُلْ ءٰاﷲُ اذِنَ لَكُمْ ءٰٰاﷲُخَيْرٌاَمّايُشْرِكُون قُلْ ءٰٰالذَّكَرََيْنِ
Sekarang kita sudah tahu apa bagaimana saja contoh hukum bacaan mad, semoga kita bisa mengamalkannya ketika kita sedang
membaca al-quran.
Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar